IHSG Dibuka Menguat, Bakal Cetak Rekor Lagi?

Marketplace – Berita Terkini Marketplace, Saham, Reksadana – CNBC Indonesia




Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung menguat pada awal perdagangan sesi I Jumat (30/8/2024), di tengah tumbuhnya perekonomian Amerika Serikat (AS) pada kuartal II-2024 berdasarkan information perkiraan kedua.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,31% ke posisi 7.651,13. Selang lima menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung terpangkas sedikit yakni menguat 0,29% ke 7.649,43.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 626 miliar dengan quantity transaksi mencapai 866 juta lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 53.667 kali.

IHSG cenderung kembali menguat di tengah pelaku pasaryang cenderung merespons dari rilis information perkiraan kedua pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II-2024.

Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS melaporkan information perkiraan kedua ekonomi AS pada kuartal II-2024 tumbuh 3% pada tingkat tahunan, direvisi naik dari tingkat 2,8% pada perkiraan pertama yang dilaporkan bulan lalu.

Belanja konsumen, yang mencakup lebih dari dua pertiga ekonomi, meningkat pada tingkat 2,9% yang direvisi naik. Sebelumnya dilaporkan tumbuh pada kecepatan 2,3%,dan sebagian didorong oleh upah.Itu mengimbangi penurunan peringkat investasi bisnis,sebagian besar perangkat lunak.Ekspor dan investasi inventaris swasta juga direvisi turun.

Inflasi cukup moderat, sehingga meningkatkan daya beli konsumen. Pendapatan rumah tangga setelah memperhitungkan inflasi meningkat pada tingkat 1,0% yang tidak direvisi.

Rumah tangga mulai mengurangi tabungan dan juga menggunakan tabungan untuk mempertahankan pengeluaran. Tingkat tabungan diturunkan menjadi 3,3% dari 3,5%.

Sementara itu, jika diukur dari sisi pendapatan, ekonomi tumbuh pada tingkat 1,3% pada kuartal terakhir. Pendapatan domestik bruto (GDI) meningkat pada tingkat 1,3% pada kuartal Januari-Maret.

Pada prinsipnya, PDB dan GDI harus sama, tetapi dalam praktiknya keduanya berbeda karena keduanya diperkirakan menggunakan information sumber yang berbeda dan sebagian besar independen.

Rata-rata PDB dan GDI, juga disebut sebagai produksi domestik bruto dan dianggap sebagai ukuran aktivitas ekonomi yang lebih baik, meningkat pada tingkat 2,1% pada kuartal terakhir setelah meningkat pada kecepatan 1,4% pada kuartal pertama.

Selain itu, information klaim pengangguran AS untuk periode pekan yang berakhir 24 Agustus turun menjadi 231.000 yang disesuaikan secara musiman untuk minggu yang berakhir pada 24 Agustus.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan 232.000 klaim untuk minggu terakhir. Klaim telah turun dari stage tertinggi dalam 11 bulan pada akhir Juli karena distorsi dari penutupan sementara pabrik kendaraan bermotor untuk perbaikan fashion baru dan dampak Badai Beryl memudar.

Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS pada pekan lalu memperkirakan bahwa pertumbuhan lapangan kerja dilebih-lebihkan sebanyak 68.000 pekerjaan according to bulan dalam 12 bulan hingga Maret.

Saat ini, pasar menanti rilis information inflasi private atau indeks harga konsumen (IHK) private intake expenditure (PCE) AS periode Juli 2024 yang akan dirilis pada malam hari ini waktu Indonesia.

Konsensus pasar dalam Buying and selling Economics memperkirakan inflasi PCE AS pada bulan lalu tidak banyak berubah atau masih sama seperti pada Juni lalu yakni tumbuh 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan (monthly/mtm), inflasi PCE AS diperkirakan naik sedikit menjadi 0,2%.

Jika benar demikian, maka ‘amunisi’ The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang cukup besar.

Sebelumnya pada Simposium Jackson Hollow, Wyoming Jumat lalu, Ketua The Fed Jerome Powell memberikan sinyal bahwa pemangkasan suku bunga mungkin segera dilakukan, meskipun ia tidak memberikan indikasi pasti mengenai waktu atau besaran pemangkasan tersebut.

Hingga saat ini, survei CME FedWatch Device menunjukkan 65,5% pelaku pasar berekspektasi terjadi penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 foundation poin (bp), Sementara 34,5% sisanya justru berekspektasi terjadi penurunan suku bunga yang lebih besar yakni 50 bp.

Lebih lanjut pemangkasan pada September diperkirakan tidak akan terjadi sekali pada sisa akhir tahun ini. Namun juga akan diikuti pemangkasan pada November dan Desember. Masing-masing 25 bp dan 50 bp. Sehingga pada akhir tahun diperkirakan suku bunga The Fed akan berada di goal 4,25% hingga 4,5% atau turun sebesar 100 bp.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: 4 Hari Menguat, IHSG Rontok Lagi Ke Zona Merah




Subsequent Article



IHSG Sesi I Lesu, Terancam Bakal Balik ke 7.100-an



Tinggalkan komentar