Dari Kejahatan Dunia Maya Hingga Terorisme, Amerika Serikat Hadapi Banyak Ancaman

Voice of The us

Amerika Serikat menghadapi ancaman yang semakin besar dari berbagai penjuru pada saat lembaga-lembaga penegak hukum sedang kewalahan menghadapi berbagai persoalan, kata Direktur FBI Christopher Wray dalam sebuah wawancara eksklusif. Ia juga menambahkan bahwa selama karirnya, baru kali ini ia menghadapi begitu banyak ancaman yang berbeda yang meningkat secara bersamaan.

Wray berbicara pada hari Rabu (21/8) dengan Related Press saat mengunjungi kantor lapangannya di Minneapolis untuk berbicara tentang kemitraan antara lembaga-lembaga penegak hukum dan juga dengan entitas-entitas lain. Pernyataannya muncul ketika FBI menghadapi meningkatnya kekhawatiran atas terorisme, baik domestik maupun internasional, serta spionase China dan pencurian kekayaan intelektual serta campur tangan asing dalam pemilu.

“Saya khawatir kombinasi dari banyak ancaman tersebut akan meningkat secara bersamaan,” kata Wray di kantornya di pinggiran Brooklyn Heart. “Dan satu hal yang menurut saya dapat membantu menjembatani tantangan-tantangan tersebut adalah kemitraan. Begitulah cara kami mengatasinya. Hal ini dicapai dengan bekerja sama.”

Penilaian Wray terhadap lanskap ancaman yang meningkat sejalan dengan peringatan yang telah ia sampaikan selama berbulan-bulan. Segera setelah serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober, Wray mulai memperingatkan bahwa amukan tersebut dapat menjadi inspirasi bagi para militan, “hal yang belum pernah kita lihat sejak ISIS meluncurkan kekhalifahannya beberapa tahun yang lalu.”

FBI juga berupaya keras menangani masalah keamanan terkait perbatasan selatan Amerika Serikat, dengan para pejabat mengungkapkan pada bulan Juni bahwa delapan orang dari Tajikistan yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok ISIS telah ditangkap dan ditahan karena pelanggaran imigrasi.

Para pejabat juga menghadapi kekhawatiran campur tangan pihak asing dalam pemilu. FBI dan badan-badan federal lainnya mengumumkan pada hari Senin bahwa Iran bertanggung jawab atas peretasan yang menarget kampanye Trump dan upaya pelanggaran terhadap kampanye Biden-Harris. Para pejabat AS menggambarkan tindakan campur tangan dalam politik Amerika itu sebagai upaya kurang ajar dan agresif.

Wray menolak berbicara mengenai investigasi atau ancaman spesifik apa pun, namun mengatakan investigasi terhadap serangan siber, termasuk terhadap infrastruktur pemilu, kandidat, atau kampanye, memerlukan bantuan dari sektor swasta.

“Salah satu hal yang semakin kami tingkatkan dari hari ke hari adalah kemitraan, karena pada akhirnya Anda berbicara tentang kemampuan untuk menghubungkan titik-titik, apakah itu ancaman untuk mempengaruhi pemilu atau jenis ancaman lainnya,” kata Wray. “Anda perlu memiliki mitra yang berbagi informasi satu sama lain untuk menyatukan titik-titik itu guna melihat gambaran yang lebih besar.”

Petugas penegak hukum terbunuh saat menjalankan tugas dengan laju sekitar satu orang setiap lima hari, kata Wray, sambil mengungkapkan bahwa empat petugas pertolongan pertama telah meninggal di Minnesota saja pada tahun 2024. Mereka termasuk seorang polisi Minneapolis yang terbunuh pada bulan Mei ketika mencoba membantu seseorang, dan dua polisi serta seorang paramedis yang tewas di Burnsville pada bulan Februari ketika seorang pria bersenjata berat melepaskan tembakan.

Kekerasan seperti itu “setiap saat menghancurkan hati saya,” kata direktur FBI tersebut.

FBI juga tidak luput dari serangan semacam itu: Beberapa hari setelah para agen menggeledah properti Donald Trump di Florida, Mar-a-Lago, untuk menemukan dokumen rahasia, seorang pria bersenjata yang menyerukan di media sosial agar agen-agen federal dibunuh “saat terlihat” tewas dalam baku tembak setelah mencoba masuk ke dalam kantor FBI di Cincinnati.

Wray mengatakan FBI telah berupaya untuk memperkuat kemitraan tradisional dengan para penegak hukum negara bagian dan lokal, sekaligus menciptakan kemitraan lain dengan dunia usaha dan akademisi untuk membantu melawan ancaman terhadap keamanan siber atau kekayaan intelektual. Di Minneapolis dan kantor lainnya, katanya, pihak berwenang bekerja sama dengan petugas sumber daya sekolah dan profesional kesehatan psychological untuk membantu remaja yang berisiko dengan harapan dapat mencegah ancaman di masa depan. [ab/lt]

Tinggalkan komentar